Tampil biasa dan enggak perlu neko-neko. Itu yang coba ditunjukin oleh grup band Tahta. Herannya justru yang kayak gini ini yang berhasil mencuri perhatian pecinta musik Indonesia. Siapa coba yang enggak kenal Tahta. Sekarang ini, hampir sebagian besar anak muda cukup ngeh dengan band yang satu ini. Dengan mengusung genre musik pop-creative, campur-campur antara pop, rock, blues, punk, dan brit-pop, Tahta tampil sebagai Ikon Indonesia.

Band yang digawangi Phewe (vokal), Obbie (gitar), Nasa (gitar), Theo (keyboard), Ihsan (bass) dan Mahe (drum) ini baunya udah mulai kecium sejak dipercaya untuk bikin soundtrack film D’Girlz Begins. Wah... bakalan rame nih peta persaingan band-band baru. Kalo diliat dari umurnya, Tahta sebenernya sih enggak baru-baru amat. band ini didirikan pada 18 April 2004. Artinya udah tiga tahunan keenam anak muda ini wira-wiri di ranah blantika musik tanah air.
Tapi ya... itu tadi. Mulai terkenalnya sejak single ’Dasar Pengecut’ didaulat jadi soundtrack film D’Girlz Begins. Lagu lainnya yang lumayan akrab ditelinga kita adalah Aku Masih Disini. Lagu ini nyeritain tentang gimana besarnya pengorbanan hubungan jarak jauh sepasang kekasih. Video klipnya dibikin di Bandara Soekarno-Hatta yang disutradarai Glen Kainama.
Langkah Tahta makin mantap aja setelah Ahmad Dhani ikut turun tangan memperbaiki sound mereka. Sentuhan pentolan band Dewa 19 itulah yang membuat musik Tahta lebih hidup. Sebelum boyongan ke Jakarta dan gabung dengan EMI Music Indonesia, Tahta adalah band indie yang udah kenyang malang melintang di kota kembang, Bandung. Untungnya, musik mereka enggak banyak diutak-atik pihak label dengan alasan ’pasar’. "Dari pertama datang, enggak ada penambahan konsep apa-apa, lagian kita enggak terlalu idealis," tutur Mahe.
Boleh aja orang nganggap Tahta bukan sebuah band yang fenomenal. Apalagi pergerakan musik mereka juga biasa-biasa aja. Tapi kalo band ini menarik hati pecinta musik, siapapun enggak ada yang menyangkal. Mungkin dengan modal inilah, Tahta bisa tetap eksis bermusik.
Termasuk perubahan imej dari J-pop –musik yang ke Jepang-Jepangan—menjadi kasual pop kayak band-band lainnya. Cari aman dikit enggak apa-apa kan.. Mereka juga enggak kepingin kehilangan ’Tahta’ nya. Karena menurut Mahe, Tahta adalah tempat yang paling indah. Dan sekarang ini jadi barang langka yang sangat rame diperebutkan... Betul enggak...?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar